Friday, March 24, 2023
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri
    • Nasehat Idul Fitri 1442 H (Mei 2021)
No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri
    • Nasehat Idul Fitri 1442 H (Mei 2021)
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Nasional

DPP LDII Ingatkan Komunisme Tak Sejalan dengan Bangsa Indonesia yang Religius

teguh by teguh
October 1, 2022
in Nasional
0
DPP LDII Ingatkan Komunisme Tak Sejalan dengan Bangsa Indonesia yang Religius

Singgih memaparkan, sebagai ideologi global, sosialisme-komunisme telah masuk Indonesia pada awal abad ke-20, namun padam oleh Hindia Belanda. Foto: LINES.

0
SHARES
9
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsAppTelegram

Jakarta (1/10). Setiap akhir September, memori kolektif bangsa Indonesia ditarik pada peristiwa Gerakan 30 September. Gerakan itu diyakini sebagian besar rakyat Indonesia pada masa itu, didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Sehingga, Orde Baru menambahkan PKI di akhir kalimat Gerakan 30 September PKI atau G 30 S/PKI,” tutur Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (Undip), Singgih Tri Sulistyono. Peristiwa itu, menurutnya merupakan gejala dari perebutan pengaruh negara adidaya, antara Blok Barat yang kapitalis dan Blok Timur yang sosialis-komunis.

Perang Dingin tersebut ditandai dengan penanaman pengaruh di bekas-bekas negara jajahan. Dua blok tersebut membuat proksi, untuk menanamkan ideologi mereka. Kemudian disusul menancapkan pengaruh politik dan ekonomi, “Sebagai politik global, fenomena G 30 S/PKI ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga negara yang baru merdeka lainnya seperti Vietnam, Korea, Malaysia, Filipina, hingga negara-negara Amerika Latin lainnya,” pungkas Singgih yang juga Ketua DPP LDII tersebut.

Singgih memaparkan, sebagai ideologi global, sosialisme-komunisme telah masuk Indonesia pada awal abad ke-20, “Bahkan mereka mengadakan pemberontakan bersenjata kepada pemerintah Hindia Belanda pada 1926, karena dianggap sebagai imperialis, kolonial, dan kapitalis yang merupakan musuh bebuyutan sosialisme,” tuturnya. Namun pemberontakan itu, dipadamkan dengan keras oleh pemerintah Hindia Belanda.

Lalu pada 1948, PKI memberontak lagi. Menurut Singgih, hal itu karena ketidakpuasan para pemimpin PKI, karena pemerintah Indonesia terlalu kompromi terhadap Belanda, “Mereka ingin merdeka seutuhnya tanpa perundingan. Selain itu mereka tidak puas, karena menganggap pemerintah Indonesia masih terdapat unsur-unsur kapitalis dan feodalisme masih ada,” ujar Singgih.

Namun, ketidakpuasan PKI terhadap pemerintah pada 1948, tidak masuk nalar dan pemikiran bangsa Indonesia, “Pemerintah dan rakyat Indonesia saat itu, merasa dikhianati oleh PKI. Bagaimana mungkin, saat semua elemen bangsa melawan penjajahan Belanda, tiba-tiba ada yang menusuk dari belakang. PKI berkhianat,” ujar Singgih.

PKI yang bermain-main pada ranah ideologi, yang memicu kekerasan kepada para tokoh-tokoh agama tidak bisa diterima bangsa Indonesia, “Hingga terjadi peristiwa 1965, PKI dianggap memberontak lalu terjadi pembantaian. Hal itu lebih didasari pada ketidaksesuaian ajaran komunisme yang identik dengan ateisme, yang tak sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia yang sejak dulu sudah religius,” pungkas Singgih.

Singgih mengatakan meskipun sosialisme-komunisme juga memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan, namun ketidakselarasan dengan karakter rakyat Indonesia, “Mereka sulit diterima dan dilarang,” ujarnya. Ia menyarankan pada masa depan, persoalan-persoalan kebangsaan, sebisa mungkin diselesaikan dari sudut pandang religiusitas bangsa, bukan dari satu kacamata ideologi.

Gerakan ormas agama di masa mendatang, membuka cakrawala yang lebih luas, bukan dakwah agama saja, “Mereka juga harus memikirkan dan memperjuangkan masalah keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, dan kesetaraan di dalam masyarakat. Sehingga godaan-godaan untuk mengikuti gerakan radikal baik bersumber komunisme atau keagamaan bisa dihindari,” imbuhnya.

Dengan langkah itu, bangkit harapan ormas-ormas bisa membantu mewujudkan impian para pendiri bangsa, terkait masa depan Indonesia.

Bahaya Radikalisasi Ideologi

Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, selesainya Perang Dingin, persoalan global bukannya terhenti. Foto: LINES.

Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, selesainya Perang Dingin, persoalan global bukannya terhenti, “Ketika kapitalisme dan liberalisme menang, mereka tak memiliki alat kontrol kekuasaan. Sehingga terus mengeksploitasi negara-negara berkembang dengan menyuntikkan budaya massa,” ujar KH Chriswanto.

Budaya massa seperti konsumerisme, membuat umat manusia di berbagai negara menjadi pasar produk-produk yang sifatnya kesenangan belaka, “Daya kritis menjadi tumpul, karena kapitalisme mendorong slogan, kamu adalah yang kamu pakai. Jadi nilai manusia terletak pada bendawi, keunggulan manusia hanya diukur dari benda-benda mewah yang dimiliki. Ini mendorong kearah konsumerisme akut yang kerap mengabaikan moralitas bangsa,” imbuhnya.

Ia mengingatkan, kapitalisme dan liberalisme juga bisa menjadi radikal dalam bentuk pemujaan terhadap hak asasi, “Lalu lahirlah gerakan LGBT, agama diabaikan, nilai-nilai kearifan lokal dianggap kuno. Inilah yang membuat bangsa menjadi terpuruk,” ujarnya.

Ia mengajak segenap elemen bangsa, untuk selalu menapis informasi dan menyaring ideologi, “Radikalisme ideologi itulah yang dikhawatirkan Bung Karno dulu, bukan hanya radikalisme agama, tapi juga radikalisme sekuler,” tutupnya.

Previous Post

Inflasi Bakal Mencekik, LDII: Semangat Gotong Royong 4 Roda Berputar

Next Post

Rakyat dan TNI Kerja Sama, Kedaulatan Bangsa Terjaga

Next Post
Rakyat dan TNI Kerja Sama, Kedaulatan Bangsa Terjaga

Rakyat dan TNI Kerja Sama, Kedaulatan Bangsa Terjaga

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

Plugin Install : Widget Tab Post needs JNews - View Counter to be installed
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Habib Syech: NU, Muhammadiyah, LDII Harus Bergandengan Ciptakan Ukhuwah Islamiyah

Habib Syech: NU, Muhammadiyah, LDII Harus Bergandengan Ciptakan Ukhuwah Islamiyah

February 24, 2022
Habib Ubaidillah Al Hasany: Vaksin Booster Jadi Ketenangan Semua Pihak

Habib Ubaidillah Al Hasany: Vaksin Booster Jadi Ketenangan Semua Pihak

April 19, 2022
Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

September 20, 2020
Kondisi Ini Masih Misteri Tapi Menginfeksi

Kondisi Ini Masih Misteri Tapi Menginfeksi

September 21, 2020
Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

0
Hikmah Dibalik Corona

Hikmah Dibalik Corona

0
Pendidikan Akademik Vs Vokasi

Pendidikan Akademik Vs Vokasi

0
Sulitkah Menjadi Professor?

Sulitkah Menjadi Professor?

0
Langgar Komitmen Reformasi, Ketum LDII: Jangan Korbankan Anak Bangsa

Langgar Komitmen Reformasi, Ketum LDII: Jangan Korbankan Anak Bangsa

March 15, 2023
Pemberdayaan Wanita LDII Ajak Kepedulian Masyarakat, Ormas, dan Keluarga

Pemberdayaan Wanita LDII Ajak Kepedulian Masyarakat, Ormas, dan Keluarga

March 9, 2023
Kemendagri Dorong LDII untuk Jaga Kedamaian Jelang Pemilu 2024

Kemendagri Dorong LDII untuk Jaga Kedamaian Jelang Pemilu 2024

February 17, 2023
LDII Tegaskan Pembakaran Kitab Suci Picu Kehancuran Peradaban Manusia

LDII Tegaskan Pembakaran Kitab Suci Picu Kehancuran Peradaban Manusia

January 25, 2023

Recent News

Langgar Komitmen Reformasi, Ketum LDII: Jangan Korbankan Anak Bangsa

Langgar Komitmen Reformasi, Ketum LDII: Jangan Korbankan Anak Bangsa

March 15, 2023
Pemberdayaan Wanita LDII Ajak Kepedulian Masyarakat, Ormas, dan Keluarga

Pemberdayaan Wanita LDII Ajak Kepedulian Masyarakat, Ormas, dan Keluarga

March 9, 2023

Tags

8 bidang pengabdian LDII akhlakul karimah Bhayangkara BNN Chriswanto Santoso Covid19 Dakwah FKUB gotong royong HANI Hari Menanam Pohon idul fitri Ketum DPP LDII KH Chriswanto Santoso Ketum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir KH Chriswanto Santoso LDII MUI Nasionalisme NKRI NTT Pancasila Polri PP Muhammadiyah Pramuka Qurban Silaturrahim TNI AD vaksin Zulkifli Hasan
LDII PAPUA

DPW LDII PROVINSI PAPUA
Jl. Gunung Salju, Fanindi,
Kab. Manokwari,
Papua Barat
Telp. 0986 - 212313

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram

© 2021 - Managed by DPP LDII.

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri
    • Nasehat Idul Fitri 1442 H (Mei 2021)

© 2021 - Managed by DPP LDII.