Tuesday, January 31, 2023
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri
    • Nasehat Idul Fitri 1442 H (Mei 2021)
No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri
    • Nasehat Idul Fitri 1442 H (Mei 2021)
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Opini

Sulitkah Menjadi Professor?

teguh by teguh
September 21, 2020
in Opini
0
Sulitkah Menjadi Professor?
0
SHARES
24
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsAppTelegram

Oleh: Anton Kuswoyo, S.Si., M.T.
Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan dan Sistem Informasi, Politeknik Negeri Tanah Laut.
Ketua DPD LDII Kabupaten Tanah Laut.

Dalam sebuah Perguruan Tinggi (PT), kehadiran profesor sangat menentukan akreditasi PT tersebut. Oleh karena itu, tidak heran jika Rektor Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Profesor Sutarto Hadi menargetkan Unlam menghasilkan 10 profesor per tahun dalam rangka untuk meningkatkan akreditasi Unlam dari B menjadi A. Akreditasi tentunya menjadi ukuran kualitas sebuah perguruan tinggi.

Jabatan akademik profesor, merupakan jabatan sangat terhormat di semua perguruan tinggi di seluruh dunia. Profesor sangat berperan menghasilkan penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi baru. Bukan sekadar penemuan biasa, namun penemuan yang menghasilkan hak paten. Tentu ini bukanlah perkara mudah, sehingga jabatan profesor hanya cocok bagi dosen yang memiliki dedikasi tinggi terhadap ilmu pengetahuan.

Menurut Undang-Undang RI No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 49 dijelaskan bahwa profesor merupakan jabatan akademik tertinggi. Bagi akademisi (dosen) menjadi profesor merupakan impian tertingginya. Perlu empat anak tangga untuk mencapai gelar profesor, yakni melalui jabatan fungsional Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala, baru kemudian Profesor.

Syarat mutlak untuk menjadi seorang profesor adalah harus berpendidikan doktor (S3) yang linear keilmuannya dengan pendidikan sebelumnya. Pertanyaannya, seberapa sulitkah untuk meraih jabatan akademik profesor?

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 92 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis pelaksanaan penilaian angka kredit jabatan fungsional dosen, dijelaskan pada pasal 10 bahwa untuk kenaikan jabatan akademik secara reguler dari Lektor Kepala ke Profesor hanya melalui tujuh syarat. Yakni, memiliki pengalaman kerja sebagai dosen tetap paling singkat 10 tahun; berpendidikan S3; paling singkat 3 tahun setelah memperoleh ijazah doktor (S3); paling singkat 2 tahun menduduki jabatan Lektor Kepala; telah memenuhi angka kredit; memiliki karya ilmiah yang dipulikasikan dalam jurnal ilmiah internasional bereputasi sebagai penulis pertama; dan memiliki kinerja, integritas, etika tata krama, serta tanggung jawab.

Dari tujuh syarat tersebut, hal yang paling penting adalah bagaimana mampu menembus publikasi internasional. Selebihnya adalah syarat yang bisa dipenuhi dengan mudah. Untuk menembus publikasi internasional, maka seorang dosen harus menghasilkan penelitian ilmiah yang berkualitas. Kunci utama bagi seorang dosen adalah produktif dalam penelitian dan publikasi (baca: menulis) hasil penelitian tersebut pada jurnal nasional maupun internasional.

Meneliti dan Menulis

Tidak bisa tidak bahwa dosen dituntut untuk bisa merancang dan melakukan penelitian ilmiah (meneliti), sekaligus terampil dalam menulis. Karier dosen adalah “career by research”. Artinya karier dosen itu harus ditempuh melalui penelitian (research). Semakin produktif dosen dalam penelitian semakin bagus kariernya, bahkan bisa segera mencapai puncak karier tertinggi yakni profesor.

Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand, Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal penelitian yang terpublikasi pada jurnal internasional. Berdasarkan Indeks Scopus, saat ini Indonesia menempati urutan ke-11 di Asia dalam peringkat jumlah publikasi jurnal ilmiah internasional.

Scopus merupakan sebuah database indexing publikasi yang menjadi salah satu tolok ukur bonafidenya sebuah publikasi, sekaligus sebagai salah satu penyedia metrics publikasi di seluruh dunia. Sementara tiga negara tetangga sudah jauh di atas Indonesia. Singapura pada peringkat 7, Malaysia pada peringkat 8, dan Thailand berada di peringkat 9. Padahal dulu, tahun 80’an Malaysia belajar di kampus Indonesia, kini Malaysia justru melampaui kita. Berdasarkan Indeks Scopus, jumlah publikasi Indonesia per tahun 2013 hanya mencapai 25.481, bandingkan dengan Malaysia yang tembus pada angka 125.084.

Berkaca dari kondisi tersebut, maka kelemahan kita saat ini adalah masih rendahnya produktivitas di bidang penelitian dan publikasi internasional. Penelitian berkaitan dengan kreativitas dan inovasi, sedangkan publikasi berkaitan dengan kemampuan menulis. Dua hal ini yang penting untuk dikuasai setiap dosen, yakni meneliti dan menulis. Jika dua hal tersebut dimiliki oleh masing-masing dosen, maka jabatan profesor dengan sendirinya akan dapat diraih.

Namun jabatan profesor bukanlah tujuan utamanya. Yang lebih penting sebenarnya adalah apa yang bisa dihasilkan oleh setiap dosen dalam bidang ipteks bagi kemaslahatan umat manusia. Memang tugas dosen tidak hanya mengajar layaknya guru. Tugas dosen adalah melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Syarat lain yang harus dipenuhi adalah dosen harus rajin mengumpulkan berkas/arsip seperti SK, surat tugas, karya ilmiah, sertifikat-sertifikat (pembicara, penyaji, moderator, dan lain-lain).

Bukan Tujuan Akhir

Laksana padi, semakin berisi semakin merunduk. Pepatah ini paling tepat untuk menggambarkan sosok profesor. Kita tahu bahwa profesor merupakan jabatan akademik tertinggi. Profesor adalah pakar di bidang ilmu tertentu. Kepadanya diberikan kehormatan akademik sekaligus tunjangan finansial yang lumayan. Namun, menjadi profesor bukanlah tujuan akhir.

Gelar profesor hanyalah bentuk pengakuan dan penghormatan, sementara esensinya adalah bahwa seorang profesor adalah mereka yang punya dedikasi tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan agama.

Hal yang sangat ironi terjadi adalah saat masih ada profesor yang terlibat kasus asusila dan narkoba di sebuah kamar hotel bersama mahasiswinya, atau yang terkena kasus suap SKK Migas.

Bahkan, di antaranya melakukan tindakan tidak terpuji untuk meraih gelar profesor, seperti plagiat, memalsukan ijazah, sertifikat dan sejenisnya. Tentu bukan profesor jenis ini yang kita inginkan. Tapi yang kita harapkan adalah profesor yang menganut ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk.

Profesor, sejatinya adalah yang bukan hanya mempunyai kepakaran terhadap bidang ilmu tertentu, tapi juga memiliki integritas, dedikasi, dan menjalankan nilai-nilai agama dalam setiap langkahnya. Yang tidak kalah pentingnya adalah selalu produktif dalam penelitian ilmiah dan publikasi jurnal internasional. Pada akhirnya nanti, peran profesor akan mengangkat martabat bangsa dan negara dalam komunitas internasional. Semoga PT di Kalimantan Selatan khususnya, mampu mencetak profesor-profesor baru tiap tahunnya. Profesor dari banua yang membangun untuk banua dan negeri tercinta, Indonesia. (*)

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Sulitkah Menjadi Profesor?

Previous Post

Pendidikan Akademik Vs Vokasi

Next Post

Pendidikan Politik Ormas

Next Post
Pendidikan Politik Ormas

Pendidikan Politik Ormas

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

Plugin Install : Widget Tab Post needs JNews - View Counter to be installed
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Habib Syech: NU, Muhammadiyah, LDII Harus Bergandengan Ciptakan Ukhuwah Islamiyah

Habib Syech: NU, Muhammadiyah, LDII Harus Bergandengan Ciptakan Ukhuwah Islamiyah

February 24, 2022
Habib Ubaidillah Al Hasany: Vaksin Booster Jadi Ketenangan Semua Pihak

Habib Ubaidillah Al Hasany: Vaksin Booster Jadi Ketenangan Semua Pihak

April 19, 2022
Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

September 20, 2020
Kondisi Ini Masih Misteri Tapi Menginfeksi

Kondisi Ini Masih Misteri Tapi Menginfeksi

September 21, 2020
Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

Dua Sisi Manusia Sebagai Pemimpin

0
Hikmah Dibalik Corona

Hikmah Dibalik Corona

0
Pendidikan Akademik Vs Vokasi

Pendidikan Akademik Vs Vokasi

0
Sulitkah Menjadi Professor?

Sulitkah Menjadi Professor?

0
LDII Tegaskan Pembakaran Kitab Suci Picu Kehancuran Peradaban Manusia

LDII Tegaskan Pembakaran Kitab Suci Picu Kehancuran Peradaban Manusia

January 25, 2023
Silaturrahim LDII ke PP Muhammadiyah

Muhammadiyah dan LDII Tegaskan Umat Jangan Sampai Pecah di Tahun Politik

January 12, 2023
Gerakan Menanam Pohon

LDII Ingatkan Pemicu Krisis Dunia dari Kerusakan Alam

January 10, 2023
LDII Minta Masyarakat Tanggap Cerdas Atas Kegaduhan Politik

LDII Minta Masyarakat Tanggap Cerdas Atas Kegaduhan Politik

December 22, 2022

Recent News

LDII Tegaskan Pembakaran Kitab Suci Picu Kehancuran Peradaban Manusia

LDII Tegaskan Pembakaran Kitab Suci Picu Kehancuran Peradaban Manusia

January 25, 2023
Silaturrahim LDII ke PP Muhammadiyah

Muhammadiyah dan LDII Tegaskan Umat Jangan Sampai Pecah di Tahun Politik

January 12, 2023

Tags

8 bidang pengabdian LDII akhlakul karimah Bhayangkara BNN Chriswanto Santoso Covid19 Dakwah FKUB gotong royong HANI Hari Menanam Pohon idul fitri Ketum DPP LDII KH Chriswanto Santoso Ketum PP Muhammadiyah KH Haedar Nashir KH Chriswanto Santoso LDII MUI Nasionalisme NKRI NTT Pancasila Polri PP Muhammadiyah Pramuka Qurban Silaturrahim TNI AD vaksin Zulkifli Hasan
LDII PAPUA

DPW LDII PROVINSI PAPUA
Jl. Gunung Salju, Fanindi,
Kab. Manokwari,
Papua Barat
Telp. 0986 - 212313

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram

© 2021 - Managed by DPP LDII.

No Result
View All Result
  • Home
  • Tentang LDII
  • Susunan Personalia
  • Kategori Berita
    • Dakwah
    • Lintas Daerah
    • Lokal
    • Opini
    • Organisasi
  • Kontak
  • Lain-lain
    • Jadwal Shalat
    • Hitung Zakat
    • Khutbah Jumat
    • Khutbah Idul Fitri
    • Nasehat Idul Fitri 1442 H (Mei 2021)

© 2021 - Managed by DPP LDII.